Awalnya aku bukanlah milikmu
Aku adalah jiwa yang terperangkap sepi dan merindu
dan kutau engkau tau itu
Tak pernah terlintas dalam bayangku tentangmu
sampai akhirnya kau ulurkan kasihmu padaku
lewat laku dan perhatianmu
Tak ada Puisi cinta
dan untaian lagu indah untukku
tapi hanya isyarat yang kau tunjukkan padaku
Bahwa kau menginginkanku...
Tapi mampu memberi warna baru
dalam tambang hatiku yang mulai berubah menjadi bara
karena terbakar rindu
Kala itu....
aku tersungkur dalam muara kegelisahan
akan kemana arah hatiku
dan dimana dermaga akhir cintaku
Kau mampu redam Resah jiwaku
dengan tatap pesonamu
Meremas setiap rangkaian aksara tanyaku
dan yakinkanku tuk Merenda Asa bersamamu
Melukis jiwa dengan kuas Cintamu
Sambut Mentari dengan kecupan hangatmu
Dan menguatkanku tuk mengendapkan sesalku
Karena ada sekeping hati yang terdera pilu.
eWie - 14 Februari 2011
Popular Posts
Categories
- Puisi Alam (1)
- Puisi Ceria (1)
- Puisi Cinta (36)
- Puisi Hati (8)
- Puisi suara Hati (3)
- Puisi Ultah (2)
- Puisi Untuk Anak (2)
- Puisi Untuk Ayah (2)
- Puisi untuk Ibu (2)
- Puisi Untuk Sang Pencipta (2)
Blog Archive
-
▼
2011
(56)
-
▼
Februari
(30)
- Bunda, aku Merindumu
- Pesona
- Pecundang
- Tegar
- Luruh
- Kupercaya Cintamu
- Tetaplah Disisiku
- Menginginkanmu
- Jiwaku Merindu
- Khayal dan Mimpiku
- Tepian Cinta
- Senandung Sepi
- Cemburu
- Bait Lukaku
- Cinta Ibu
- Slalu Kutunggu
- Cahaya Hatiku
- Ciuman Pertama
- Rimba Cintaku
- Ruangku adalah Harumu
- Rindu Ayah
- Elegi Cinta
- Penantian Hampa
- Kau Dermaga Terakhirku
- Terima Kasih Telah Mencintaiku
- Bantu Aku
- Harapmu
- Mau tapi Malu
- Lelaki Pertama
- Memory
-
▼
Februari
(30)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar