Kau lebih dulu menyapaku
lebih dulu menggodaku
lebih dulu bicara tentang hati, dan
lebih dulu beri harap padaku
Tak ada rasa curiga dan tanya
akalku terhalang oleh gelora
keluguan hati terbawa aliran kata
terapung bersama angan dan asa
Tersentak aku.....
ketika tiba-tiba kau lenyap
kau datang dan hilang
secepat kedipan mata
tanpa bekas dan jejak
sempat buat pijakan hatiku retak
Cukup !
aku tak ingin resah dan pendam amarah
aku tak ingin karam dalam ratap
batas tanyaku hanya sampai disini
karena kau bukanlah orang yang pantas
untuk derai dukaku
Aku akan tetap berlari
untuk temukan cinta yang abadi
walau beribu langkah harus kulalui
aku akan tetap jalani
untuk sebuah kebahagiaan hati.
E'wie, 26-02-2011
Special for my sister
Popular Posts
Categories
- Puisi Alam (1)
- Puisi Ceria (1)
- Puisi Cinta (36)
- Puisi Hati (8)
- Puisi suara Hati (3)
- Puisi Ultah (2)
- Puisi Untuk Anak (2)
- Puisi Untuk Ayah (2)
- Puisi untuk Ibu (2)
- Puisi Untuk Sang Pencipta (2)
Blog Archive
-
▼
2011
(56)
-
▼
Februari
(30)
- Bunda, aku Merindumu
- Pesona
- Pecundang
- Tegar
- Luruh
- Kupercaya Cintamu
- Tetaplah Disisiku
- Menginginkanmu
- Jiwaku Merindu
- Khayal dan Mimpiku
- Tepian Cinta
- Senandung Sepi
- Cemburu
- Bait Lukaku
- Cinta Ibu
- Slalu Kutunggu
- Cahaya Hatiku
- Ciuman Pertama
- Rimba Cintaku
- Ruangku adalah Harumu
- Rindu Ayah
- Elegi Cinta
- Penantian Hampa
- Kau Dermaga Terakhirku
- Terima Kasih Telah Mencintaiku
- Bantu Aku
- Harapmu
- Mau tapi Malu
- Lelaki Pertama
- Memory
-
▼
Februari
(30)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar